Aku kehilangan sahabat terbaikku.
Sosok yang pernah ada di kehidupanku serta pendengar yang baik, mendadak pergi untuk selamanya.
Sosok yang pernah ada di kehidupanku serta pendengar yang baik, mendadak pergi untuk selamanya.
Iman Ibrahim Talib atau Ibram.
Sosok yang pernah mengisi hari-hariku di saat hati ini terasa hampa.
Sosok yang pernah menghiburku di saat badan ini sulit untuk menopang sendiri.
Sosok yang hebat dan mampu membuat sajak-sajak indah.
Berawal dari ia membuat sajak untukku saat aku sedang dekatnya, mengirim salah satu sajaknya kepadaku yang dibuat untuk wanita pujaannya, hingga memberikan sederet kalimat yang sanggup merasuk ke dalam pikiranku untuk kujadikan inspirasi. Maka ia-lah salah satu semangatku untuk berani bermain kata walau kata ini tidaklah sempurna.
Sehari sebelum ia pergi, kita bercengkrama dari jauh. Berbagi cerita, berbagi masalah, berbagi solusi. Ia juga memintaku untuk membuat pesan suara yang mengeluarkan ucapan selamat ulang tahun untuknya karena aku sempat lupa. Walaupun terlihat ada yang berbeda, aku tidak curiga sampai ia mengakhiri pembicaraan lalu perasaan tidak enak datang dan membuatku tidak tenang.
Keesokan harinya aku mendapatkan kabar dari salah seorang temanku yang berkata bahwa sahabatku meninggal dunia, bernama 'Ibram'. Dengan rasa tidak tahu, dan tidak begitu serius menanggapi aku bertanya bahwa siapa Ibram itu...
Sehari sebelum ia pergi, ia mengirim salah satu foto mobilnya. keesokan harinya aku mendapatkan foto mobil stralet yang hancur, kemudian aku cocokan dengan foto mobil yang telah hancur itu dengan melihat plat nomornya.
Sama...
Aku merasa tidak bisa berbuat banyak, ingin ke rumahnya-pun aku tidak tahu.
Dulu saat ia masih ada, ia ingin sekali menggenggam tanganku. Namun aku membohongi diri sendiri, dan aku sangat menyesali. Sekarang aku yang ingin menggenggam tangannya, untuk pertama dan terkahir kali. Tetapi aku tidak mempunyai waktu dan kesempatan.
Ibram...
Tuhan menggenggam erat tanganmu sekarang,
Kamu tidak sendirian.
Walaupun kamu belum sempat membantuku membuat sajak yang baik dan benar, aku akan berusaha sendiri, agar aku bisa seperti kamu nanti.
Pelajaran yang kamu berikan pada tanggal 05 Februari 2011;
--
"saran aku lagi, jangan pernah berekspektasi berlebihan terhadap seseorang".
Kamu memberikan nasihat ini setelah kamu membaca blog-ku yang berisi keluhan yang tidak beraturan.
--