Lama aku balut biruku dengan menggelengkan kepala. Bukan karena aku tidak ingin berterus terang kepadamu, itu hanya satu dari berbagai hal yang biasa aku rasa kecewa. Ada pula hal kecil lebih menyakitkan bagaikan cubitan. Namun bila aku di sampingmu, terlebih lagi jika kamu yang memberikan cubitan itu sudah pasti akanku nikmati. Karena tujuanku ingin terus memilikimu, tidak menghiraukan rasa sakit yang mampu aku sembuhkan dengan usapanku sendiri.
Memang, semakin lama aku semakin lemah menangisimu, tetapi aku tidak pernah merasakan lelah akan hal itu. Terus terang aku sungguh mencintaimu tanpa ingin belajar bagaimana cara untuk mengakhirinya.