Sepasang muda-mudi di bingkai
meneror sastra tanpa sajak
paku menusuk mengurai nadi
waktu di dinding semakin menjadi
harmonikaku nyaring terdengar
terbawa oleh angin tipuan
seolah surya enggan menyapa
kuterbawa oleh suasana
nada minor yang kau tawarkan
mengurai bala di tengah pusara
elegi fajar di kala senja
mengundang gagak bulan tertawa
rasa iba terhadap aku
saling umbar sumpah palsu
terdesak hingga membisu
lalu berucap sajak ambigu
tatapan nanar kian mencemar
seruan maut hingar bingar
masih adakah suara terpapar?
buyar.